Penggalian di rumah pembunuh berantai. ©2021 Infosatu.co.id
MEXICO CITY, Infosatu.co.id - Penyidik di Meksiko melakukan penggalian di rumah tersangka Andrés Mendoza (72) kasus pembunuhan berantai. Hasilnya, ditemukan 3.787 fragmen tulang diduga milik 17 korban pembunuhan.
Dalam penyelidikan, Kepolisian Meksiko melakukan penggalian di rumah pembunuh berantai. Di penggalian tersebut, ditemukan 3.787 fragmen tulang diduga milik 17 korban.
Petugas juga menemukan foto hingga video aksi keji pelaku yang merekam aksinya saat melakukan mutilasi korban.
Kasus ini terungkap usai korban terakhir Reyna González (34) hilang, korban merupakan istri dari anggota polisi Meksiko.
Diketahui, pelaku pembunuhan benrantai melakukan aksi kejinya itu sejak 2001 silam. Ia diduga telah membunuh sebanyak 20 wanita.
Mengerikan Pembunuh Berantai di Meksiko Kuliti Wajah Korban
Sebelumnya diberitakan infosatu.co.id, Pelaku yang dicurigai melakukan pembunuhan berantai di Meksiko mengungkapkan pengakuan mengejutkan saat di pengadilan. Pria berusia 72 tahun tersebut mengaku memakan beberapa bagian tubuh korban dan menguliti wajah korban terakhirnya.
Seperti dilansir dari New York Post, Minggu (13/06/2021), Andrés Mendoza menyampaikan pengakuan mengerikan tersebut dalam sidang pada Kamis (20/05/2021). Sidang tersebut mendakwa Mendoza terkait pembunuhan korban terakhirnya, Reyna González, yang berusia 34 tahun.
"Saya menghilangkan kulit dari wajahnya karena dia sangat cantik," kata Mendoza di pengadilan, menurut laporan The Daily Mail.
Disebutkan pula Mendoza mengakui telah membunuh enam wanita lain sejak 2001, dan memakan beberapa bagian tubuh mereka.
Meski begitu, petugas kepolisian menduga Mendoza bertanggungjawab atas pembunuhan 20 orang.
"Yang ingin saya lakukan adalah mengatakan yang sebenarnya," klaim Mendoza di pengadilan.
Mendoza ditahan pada 14 Mei lalu usai membunuh seorang istri polisi. Sang korban diduga dibunuh dengan dipotong-potong dengan gergaji dan pisau daging.
Sebelumnya, korban diketahui berencana bertemu dengan Mendoza untuk berbelanja suku cadang ponsel untuk bisnis yang dia jalankan. Namun korban tak kunjung kembali hingga membuat suaminya, Bruno Portillo, pergi ke rumah Mendoza.
Portillo tidak diizinkan masuk dan kembali dengan polisi lain.
Dilaporkan, petugas polisi menggunakan alat khusus untuk membongkar lantai beton rumah pelaku. Di dalam ruang bawah tanah, polisi menemukan meja berlumuran darah González.
"Apa yang sudah dilakukan sudah selesai. Suaminya ada di sana, dia melihat semuanya," klaim Mendoza di pengadilan.
Polisi juga menemukan bagian tubuh sembilan wanita lainnya, serta rekaman video pembunuhan dan bukti lainnya - termasuk buku catatan dengan nama 29 wanita.
Mendoza mengatakan kepada pejabat pengadilan bahwa dia mulai bertemu para korbannya di bar 20 tahun yang lalu - dan membunuh mereka ketika mereka menolak tawaran romantisnya.
"Orang ini psikopat karena dia tidak merasa menyesal, sehingga dia memberi tahu Kementerian Umum, di hadapan pengacara pembela, keadaan bagaimana hal itu terjadi, (serta) peristiwa pembunuhan lainnya," kata pengacara Sergio Baltazar, yang mewakili keluarga González.
Editor: Redaksi