Anak korban memakan sate beracun dan sang Ayah yang penuh penyesalan. ©2021 Infosatu.co.id |
DIY, Infosatu.co.id - Sang Ayah yang seharinya bekerja sebagai ojek online harus menderita dan menyesal dengan kesalahannya membawa pulang sate berisi racun sianida yang dia tidak ketahui. Naasnya N (10) anak kandung harus menerima kesialan dari bawaan sang ayah. Usai dimakan N (10) meninggal dunia.
Kejadian tersebut diakibatkan oleh Sate Beracun Sianida, Dendam Cinta Berujung Petaka. Terungkap, Nani Pengirim Sate Beracun Sudah Menikah Siri dengan Aiptu Tomy, Sasaran untuk Suaminya.
Berawal dari seorang anak di Padukuhan Salakan, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon (Kecamatan) Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), harus menjadi korban dendam cinta tak berbalas. N (10) meninggal dunia usai menyantap takjil berisi satai, lontong dan makanan ringan yang dibawa oleh sang ayah, Bandiman (47).
Paket takjil maut tersebut seharusnya tidak sampai ke tangan N. Karena paket tersebut ditujukan untuk PNS berinisial T.
Kisah pilu ini bermula pada 25 April 2021. Bandiman yang berprofesi sebagai ojek online tengah berada di sekitar Gayam Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Saat itu, dia dihampiri seorang perempuan untuk meminta bantuan.
Perempuan itu meminta Bandiman untuk mengirimkan dua dos makanan, satu berisi satai ayam, satu berisi makanan ringan. Makanan tersebut harus diantar ke rumah T di daerah Kecamatan Kasihan, Bantul. Dan perempuan itu mengatas namakan makan berasal dari Pak Hamid di Pakualaman.
Dengan mendapatkan upah sebesar Rp 30 Ribu, Bandiman menyetujui pengiriman paket tersebut.
Sesampainya ditujuan, ternyata T tidak ada di rumah. Hanya ada istri dan juga anak dari T. Saat Bandiman akan memberikan takjil tersebut, keluarga T menolaknya. Alasannya, paket tersebut tidak diketahui siapa pengirimnya. Akhirnya takjil tersebut diberikan kepada Bandiman.
Pulang ke rumah, Bandiman membuka takjilnya tersebut dan menyantapnya bersama anak pertamanya tanpa bumbu kacang. Melihat ayahnya memakan satai, N dan ibunya, Titik Rini juga memakannya. Namun N dan ibunya memakan menggunakan bumbu kacang. Saat itulah petaka terjadi.
Setelah diberi bumbu kacang, satai tersebut terasa pahit dan panas. N yang telah sempat memakan satai tersebut sempat berlari menuju kulkas untuk minum. Dan tidak lama berselang N mendadak tersungkur dan Titik mengalami muntah.
Akhirnya keduanya dilarikan ke RSUD Kota Yogyakarta. Nahas, nyawa N tidak dapat diselamatkan dan ibunya masih harus menjalani perawatan.
Mendapati laporan tersebut, polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa barang bukti, satai. Satai tersebut kemudian dibawa ke laboratorium. Hasilnya, satai tersebut mengandung racun jenis C, kalium sianida.
"Dari hasil pemeriksaan labfor yang digunakan untuk meracun orang tersebut adalah berupa kalium sianida," jelas Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkan Rudy Satria.
Mengetahui ini merupakan kasus pembunuhan, polisi terus melakukan penyelidikan. Pemeriksaan saksi, barang bukti serta CCTV sekitar lokasi pertemuan Bandiman dan perempuan itu terus ditelusuri. Hingga akhirnya, beberapa titik terang berhasil ditemukan.
Salah satu yang menjadi kunci terungkapnya kasus pembunuhan ini adalah bungkus satai. Ada keunikan pada pengemasan satai yang dikirimkan. Bungkus satai berwarna kuning dan lontong yang dibungkus seperti lopis menjadi jejak awal pencarian pelaku.