PALESTINA, Infosatu.co.id - Serangan bertubi-tubi Israel ke Palestina terus saja terjadi. Jet tempur Israel dilaporkan telah menyerang gedung-gedung bertingkat tinggi dan target lainnya di Jalur Gaza, Palestina, Kamis (13/06/2021). Warga Palestina terkepung di bawah pemboman udara tanpa henti meski masih dalam suasana hati raya Idul Fitri.
Sejak serangan Israel dimulai pada Senin malam, kementerian kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 83 orang, termasuk 17 anak-anak, telah tewas. Sementara ada lebih dari 480 orang lainnya terluka.
Setidaknya enam orang Israel juga dilaporkan tewas. Tentara Israel mengatakan ratusan roket telah ditembakkan dari Gaza ke berbagai lokasi di Israel dan mereka telah menambahkan bala bantuan di dekat tanah timur kantong itu. Ada juga konfrontasi yang lebih kejam antara orang Yahudi Israel dan warga Palestina di Israel.
Dilansir dari Aljazeera, info terbaru menjelaskan Israel memerintahkan penguatan besar-besaran untuk memadamkan kekerasan internal di wilayahnya. Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz juga memerintahkan penguatan besar-besaran pasukan keamanan untuk membantu mengatasi kerusuhan internal yang mematikan yang telah mengguncang komunitas campuran Yahudi dan Arab di seluruh negeri.
"Kami berada dalam situasi darurat karena kekerasan nasional dan sekarang diperlukan penguatan pasukan besar-besaran di lapangan. Dan mereka akan segera dikirim untuk menegakkan hukum dan ketertiban," katanya.
Dia menetapkan pasukan tersebut akan menjadi pasukan cadangan dari polisi perbatasan Israel. Kekuatan yang sebagian besar beroperasi di Tepi Barat yang diduduki.
Tentara Israel juga diketahui melukai 35 orang di Tepi Barat yang dijajah. Setidaknya 35 warga Palestina terluka dalam konfrontasi dengan tentara Israel di berbagai lokasi di Tepi Barat yang dijajah menurut laporan Jurnalis Aljazeera, Nida Ibrahim.
Ibrahim mengatakan mayoritas orang terkena peluru tajam dan sebagian besar cedera terjadi di kota Hebron, Tepi Barat Selatan."Itu adalah jumlah yang sangat tinggi dari cedera akibat tembakan langsung yang menunjukkan kepada kami bahwa situasinya dapat meningkat dengan cepat," tambahnya.
Wakil Presiden Turki Minta Dunia Islam tak Hanya Kutuk Israel
Disamping itu, Wakil Presiden Turki Fuat Oktay meminta negara-negara Muslim untuk menunjukkan sikap yang jelas dan bersatu atas konflik antara Israel dan gerakan Islam Hamas di Gaza. Oktay pun mengkritisi kekuatan dunia karena hanya mengutuk kekerasan tersebut tanpa bertindak.
"Apa yang kami inginkan adalah tindakan aktif diambil," kata Oktay kepada wartawan pada Kamis (13/05/2021), setelah shalat Idul Fitri yang menandai akhir bulan puasa Ramadhan.
"Ada keputusan yang diambil berulang kali di Perserikatan Bangsa-Bangsa, ada kecaman. Tetapi sayangnya belum ada hasil yang didapat, karena sikap yang jelas tidak ditampilkan," ujar dia.
Oktay berkata umat Islam memiliki tanggung jawab untuk bertindak."Setiap orang yang tidak menunjukkan sikap yang jelas terhadap konflik adalah bagian dari siksaan ini. Sayangnya, ketika kita melihat negara-negara Muslim yang tidak menunjukkan persatuan dan kebersamaan ini, setiap orang di sana yang tidak menunjukkan sikap yang jelas adalah pihak yang terlibat dalam hal ini," ujar Oktay.
Dalam beberapa hari konflik, Hamas telah melepaskan tembakan roket ke kota-kota Israel, yang kemudian dibalas Israel dengan melancarkan serangan udara terhadap faksi Islam tersebut di Jalur Gaza. Sedikitnya 67 orang telah tewas di Gaza sejak kekerasan meningkat pada Senin (10/05/2021), menurut kementerian kesehatan daerah kantong itu. Tujuh orang tewas di Israel, kata pejabat medis.
Dengan konflik yang mulai menyerupai perang Gaza tahun 2014, kekuatan dunia telah menuntut deeskalasi. Amerika Serikat mengatakan pihaknya berencana untuk mengirim utusan untuk pembicaraan dengan Israel dan Palestina.
Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang telah berulang kali mengutuk pendudukan Israel di Tepi Barat dan perlakuannya terhadap warga Palestina, mengatakan pekan lalu bahwa Israel adalah "negara teror", setelah polisi Israel menembakkan peluru karet dan granat kejut ke pengunjuk rasa Palestina di Masjid al-Aqsa Yerusalem.