Laboratorium Wuhan Institute of Virology (WIH). ©2021 infosatu.co.id |
CHINA, Infosatu.co.id - Virus Corona adalah satu satu wabah yang menggemparkan Dunia. Karena hampir semua negara terdampak besar karena virus tersebut. Maka dari itu, berawal munculnya virus corana yang diduga kuat dari Laboratorium Wuhan Institute of Virology (WIH), maka hingga saat ini masih dicurigai beberapa pihak sebagai sumber awal pandemi COVID-19 atau virus corona.
Teori itu sudah berulangkali disanggah China dan banyak ilmuwan. Laporan investigasi terkini dari WHO juga menilai sangat kecil kemungkinannya. Namun masih ada yang belum puas, sebut saja Amerika Serikat yang menilai laporan WHO tidak komprehensif.
Apa saja fakta menarik soal laboratorium virus berbahaya tersebut? Berikut rangkumannya yang dihimpun detik dari berbagai sumber.
1. Koleksi Virus
Institut tersebut adalah pusat China Centre for Virus Culture Collection, yaitu semacam bank virus dengan jumlah terbesar di wilayah Asia. Menurut websitenya, sedikitnya ada 1.500 jenis virus diteliti di sana, sebagian berbahaya.
2. Keamanan Level Tertinggi
Laboratorium milik WIH punya level keamanan lab tingkat maksimum yang didesain untuk menangani patogen Class 4 (P4), merupakan sebutan untuk virus berbahaya bagi manusia seperti ebola. Selain itu, terdapat pula laboratorium terpisah dengan level P3.
3. Biaya Pembangunan Ratusan Miliar
Biaya pembuatan Wuhan Institute of Virology mencapai USD 42 juta atau di kisaran Rp 650 miliar. Pembangunannya dimulai pada tahun 2003 dan baru selesai pada tahun 2015 atau lebih dari 1 dekade, kemudian resmi dibuka pada tahun 2018.
4. Ikut Didanai Amerika Serikat
Salah satu sumber dananya ternyata dari pemerintah Amerika Serikat walaupun berapa jumlah totalnya belum jelas. US National Institute of Health, lembaga kesehatan AS, pernah memberi hibah riset senilai USD 3,7 juta. Laboratorium tersebut juga berkolaborasi erat dengan lembaga di AS dan Kanada, yaitu Galveston National Laboratory di University of Texas dan National Microbiology Laboratory di Kanada.
5. Ada Bantuan dari Perancis
Negara lain yang cukup aktif terlibat dalam pembangunan laboratorium ini adalah Perancis melalui Centre International de Recherche en Infectiologie, lab milik negara Eropa tersebut serta konsultan konstruksinya juga adalah orang Perancis bernama Alain Merieux.
6. Meneliti Virus di Kelelawar
Virus di kelelawar termasuk yang diteliti di WIH. Salah satu periset bernama Zhou Peng adalah spesialis peneliti virus di kelelawar. "Kami berada di depan dalam studi mekanisme kekebalan di kelelawar, yang membawa virus dalam waktu yang lama. Kelelawar membawa virus tapi tidak diinfeksi olehnya. Mereka memberi harapan bagi manusia dalam studi melawan virus," katanya di tahun 2018.