ilustrasi pesta seks. ©2021 infosatu.co.id |
TANGERANG SELATAN, Infosatu.co.id - Satpol PP mlekaukan penggerebekan sejumlah penginapan di wilayah Rawabuntu, BSD, Tangerang Selatan (Tangsel) membuat heboh.
Pasalnya Sebanyak 21 wanita hingga 11 pria tanpa hubungan suami-istri diamankan dari penggerebekan tersebut.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Tangsel Muksin Al Fachy.
Dia menyebut pihaknya mendapatkan laporan dari masyarakat yang resah terkait keberadaan penginapan tersebut.
Berbekal laporan masyarakat, dia pun melakuka penggerebekan. Kegiatan itu dilakukan Sabtu (27/3) malam.
"Jadi masyarakat di sana laporan bahwa rumah dijadiin penginapan harian, mereka merasa risi, apalagi PSBB gini banyak orang masuk ke kompleks tersebut, makanya kita razia. Bentuknya kos-kosan mewah kayak hotel, jadi sistem bayarnya harian," kata Muksin saat dihubungi, Sabtu (27/03/2021).
"32 orang, cewek 21 dan cowok 11. Kita jam 9 malam penggerebekannya bareng sama Polres Tangsel. Sampai jam 12-an malam," sambungnya.
Muksin memastikan 32 orang yang digerebek itu bukan merupakan pasangan suami-istri. Tak hanya itu, sejumlah alat kontrasepsi juga ditemukan di lokasi tersebut.
"Alat kontrasepsi, jumlahnya belum lihat catatan. Ada yang bukan pasangan suami-istri, ada cewek-cewek yang apa ya, prostitusi online kali ya. Nggak ada perlawanan," tuturnya.
Muksin menyampaikan puluhan orang itu kemudian dibawa petugas dan dimintai keterangan. Setelah dimintai keterangan, mereka dijemput pihak keluarga, kemudian dipulangkan.
"Diamanin dulu ke Satpol PP yang asusila itu, orang tuanya kita panggil untuk jemput anak-anaknya. Kalau yang BO biasanya kita kirim ke Pasar Rebo, pusat rehabilitasi. Namun, karena di sana tutup, lockdown, ya akhirnya kita pulangkan mereka. (Sebelum dipulangkan) iya dimintain keterangan juga buat bukti kita ke pemilik kalau tempat itu dijadiin sebagai tempat asusila," ucapnya.
Lebih lanjut Muksin mengatakan puluhan orang yang digerebek itu berdomisili di luar Tangsel. Pemilik tempat penginapan, kata Muksin, akan dipanggil untuk dimintai keterangan lusa.
"Dewasa ya, banyakan orang dari luar Tangsel semalam sih. Dari KTP-nya. Nanti kita panggil (pemilik tempat) hari Senin, kita surati, minta keterangan," ujarnya.
Muskin mengungkap modus yang dilakukan para wanita-wanita yang ditangkap di penginapan tersebut. Menurutnya sebagian melakukan open BO dan sebagian lainnya memang berniat untuk berselingkuh.
"Ada yang open BO pakai aplikasi. Ada yang selingkuh, jadi pasangan bukan suami-istri," katanya.
Khusus wanita yang melakukan open BO, Muksin menyebut mereka menyewa sejumlah kamar kos di sana. Kamar tersebut bukan lah lokasi untuk menetap.
"Jadi mereka tuh gini, yang selingkuh itu gantian datangnya, yang open BO pindah-pindah tempat dia. Jadi open BO gini, dia nyewa dua apa tiga kamar ada berapa orang. Begitu ada yang mesen dateng ke kamar satu, buat eksekusi gitu biasanya. Nanti dia berapa hari di situ pindah ke penginapan lain. Polanya gitu," tuturnya, seperti dikutip dari detikcom.
Muksin menyampaikan alasan pelaku open BO adalah impitan ekonomi. Dalam penggerebekan tersebut, petugas tidak menemukan adanya muncikari.
"Kebanyakan mereka tuh tadinya kerjalah, sekarang kan kondisinya gitu tuh. Akhirnya banyak yang buka BO, ikut-ikutan, ikut-ikut buka. Ya mereka melakukan itu karena nggak punya duit. Ya mau gimana lagi. (Muncikari) ini nggak ketemu," tutupnya.