Nampak kendaraan dan beberapa perawatan yang ditinggalkan tanpa penghuni. (Foto: istimewa) |
SULUT, Infosatu.co.id - Masuknya PT. Meares Soputan Mining, PT. Tambang Tondano Nusajaya (MSM-TNT) diwilayah Desa Tatelu, Kabupaten Minahasa. Aktivitas pabrik pengolahan emas milik pengusaha pertambangan emas David Liem (Ko David) kini tak lagi beroperasi. Menurut warga sekitar, pabrik berhenti total beroperasi pada bulan Desember 2020 lalu.
Kehadiran pabrik ini awalnya sempat mengalami penolakan dari para penambang tradisional dikarenakan peralatan yang digunakan sudah bukan lagi tradisional, melainkan pabrikan.
Maikel, warga penambang mengatakan, peralatan pabrik tersebut telah menggunakan crusher atau alat pemecah batu, beserta ball mill besar yang berisikan besi baja, dan juga memiliki mesin yang bisa melakukan pemurnian emas langsung di tempat.
“Ketika itu kami sempat mempertanyakan perijinan dan legalitas dari pabrik, karena telah menggunakan peralatan modern,” ujarnya, Rabu (10/02/2021).
Maikel mengungkap, pabrik milik David sendiri telah beroperasi sejak sekitar sepuluh tahun terakhir.
“Ko David dikenal warga penambang ketika pertama kali datang menambang sekitar 15 tahun lalu. Dia bukan warga Sulut, awalnya dia hanya menyewa lubang disini. Seiring waktu dan perkembangan usahanya, dia mulai membeli lahan warga,” beber Maikel.
Kini, menurut informasi yang diterima, David Liem telah menjual sekitar 30 hektar lahan miliknya kepada pihak PT MSM-TNT dengan harga yang cukup fantastis, senilai lebih kurang 1,2 Triliun. Maikel bersama rekan-rekan penambang turut menyesalkan karena seakan menjual tanah kelahiran mereka, terlebih David sendiri bukanlah warga asli Tatelu.
“Tambang rakyat ini telah beroperasi 3 dekade, disini ribuan warga menggantungkan hidupnya di tanah ini. Kini yang terjadi memiriskan, orang luar menjual tanah kelahiran kami sendiri, kami jadi budak di tanah kami sendiri,” sesal Maikel.
Menurut pantauan, dilokasi pabrik sendiri sudah tak tampak lagi aktifitas. Bahkan peralatan pabrik pun sudah terlihat berkarat dan berdebu, akibat ditinggal pemiliknya. Sementara di halaman pabrik, masih terdapat dua kendaraan truk dan satu tronton, serta satu unit eskavator terparkir.
Penulis: Redaksi