Minsel, Infosatu.co.id - Petani cengkih di Sulawesi Utara (Sulut) kini menjerit akibat harga pasar cengkih yang turun drastis,awal tahun Januari 2019 cengkih berada ada kisaran Rp.98.000/kg tapi masuk pada bulan Mei-Juni harga anjlok capai Rp.74.000/kg.
Jika harga turun pada kisaran saat ini,masyarakat petani cengkih tak bisa lagi diuntungkan akan panen raya ini,hal ini pun akan berimbas pada para buruh pemetik yang pastinya akan dibayar Rp.3000/liter jelas turun dari harga sewa biasanya yang mencapai Rp.5000/liter.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey.SE, diminta untuk turun tangan demi stabilnya harga emas coklat alias cengkih ini.Hal ini pun ditegaskan Opa Alfrets Onibala Warga desa Raanan Baru Kecamatan Motoling Barat Kabupaten Minahasa Selatan.
"Kesejahteraan untuk petani cengkih dirampok sepihak oleh para pengusaha nakal yang memonopoli harga sampai tingkat bawah.Pemerintah diharapkan pasang badan demi kesejahteraan warganya."tegas Onibala.
Warga pun meminta pemerintah harus jujur dan pro kepada petani.Pada pemilu 2019 warga Sulut lebih khusus petani secara terbuka mendukung Jokowi untuk melanjutkan pembangunan di Indonesia.
"Kami mendukung penuh perintah OD untuk bersama memilih Jokowi sebagai Presiden dua periode.Kini kami pun menagih janji,dimana keberpihakan pemerintah ?....apakah kepada kami petani ataukah kepada pengusaha nakal yang jelas leluasa permainkan harga semua jenis hasil pertanian,"ucap Onibala.
Pemerintah Kabupaten pun melalui Bupati Minsel DR.Christiany.E.Parunty.SE saat ditemui berharap petani cengkih ataupun jenis hasil pertanian unggulan di Sulut lainnya diminta bersabar,karena masalah harga komoditi pertanian harus melibatkan beberapa elemen,baik pemerintah maupun swasta.
" Saya sangat merasakan kesedihan para petani,tapi saya harap berikan kesempatan kepada saya untuk mendiskusikan ini sampai ke tingkat menteri,"kata Paruntu sembari berharap masyarakat Sulut lebih khusus Minsel untuk tetap optimis bahwa pemerintah tak akan tinggal diam.
Redaksi