ilustrasi / bantuan pemkab untuk Gereja. |
MITRA, ManadoPost.co.id - Terkait bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Tenggara (Mitra) untuk Gereja GMIM Silo Desa Watuliney terkesan tersimpan disaku pribadi. Pasalnya, penyimpangan dana bantuan tersebut tidak ada pertangggungjawaban dari pihak ketua jemaat dan bendahara Gereja.
"Pada dasarnya, para jemaat tidak mengetahui kalau pada tahun 2015, Gereja GMIM Silo mendapatkan bantuan dana dari pemkab sebesar 50 juta, namun tidak sengaja jemaat buat profosal ke pemkab permohonan bantuan untuk pembangunan gereja, di tolak dari keuangan karena sudah mendapatkan bantuan pada 2015 yang lalu sebesar 50 juta dan para jemaat pun meminta pihak DPKAD untuk di prin out bukti penerimaan bantuan,"ungkap beberapa Jemaat Gereja GMIM Silo, Jumat (21/04/2017).
Lanjut jemaat, berhubung bantuan tersebut tidak pernah di laporkan ke sidang jemaat dan pertanggung jawaban penggunaan dana tersebut, pihak kami berniat untuk melaporkan hal tersebut ke pihak yang berwajib agar penggunaan dana tersebut akan ada kejelasan keberadaan dana itu oleh pihak pendeta atau bisa di kata ketua jemaat beserta bendahara tersebut.
"Kami sebagai jemaat hanya berharap pihak pendeta maupun bendahara Gereja dapat menjelaskan ke kami dana tersebut diperuntukkan untuk apa?... karena selama ini dana bantuan pemkab Mitra tidak jelas keberadaanya. Kalau belum ada kejelasan prasangka kami sudah di masukin ke saku pribadi oknum tertentu di Gereja kami," tutur Jemaat, seperti dilansir MediaSulut.Com.
Menanggapi keresahan Jemaat terkait dana bantuan pemkab mita untuk gereja Silo, ketua jemaat dan bendahara Gereja GMIM Silo menjelaskan, bantuan tersebut sudah pernah di informasikan ke jemaat dan mengenai penggunaan dana tersebut, ada laporan pertanggung jawabanya, ada catayannya digunakan untuk apa dan kami siap secepatnya memberikan bukti tersebut.
"Dana itu digunakan untuk pembangunan mck/wc umum di gereja dan sebagian digunakan untuk menutup atap gereja. Yang tidak sempat di selesaikan oleh panitia pembangunan justru yang harus dimintai pertanggung jawaban penggunaan keuangan penggalangan dana yang hampir 200 juta diapakan?... justru sampai dengan saat ini bukti pertanggung jawabanya tidak jelas,"ujar ketua jemaat dan bendahara Gereja GMIM Silo, Jumat (21/04/2017).
Lanjutnya, karena setahu pihaknya, masih ada 50 juta yang tidak jelas penggunaannya.
"Saya selaku ketua jemaat selama menjalankan pelayanan di gereja silo sampai saya di pindah tugaskan ke tombatu, saya tidak meninggalkan hutang justru ada dana yang saya tinggalkan pada jemaat silo tersebut," tandasnya.
Penulis: Redaksi